II. KEBUDAYAAN DAN KEPRIBADIAN
Beberapa penelitian antropologi budaya menunjukkan bahwa terdapat suatu korelasi di antara corak kebudayaan dengan corak kepribadian pada anggota masyarakat. Opini publik pun menyatakan bahwa kebudayaan suatu bangsa merupakan cermin kepribadian bangsa yang bersangkutan. Sebaliknya, segala corak yang berbeda dari corak kebudayaan dianggap aneh/bertentangan dengan kodrat alam. Contoh : Seorang wanita hamil yang tidak mempunyai suami, ia adalah seorang profil yang melanggar adat kebiasaan suatu keluarga. Karena ia telah melanggar norma-norma yang berlaku. Salah stu ciri khas kebudayaan suatu bangsa dalam bentuk lain dapat diamati dalam macam ragam karya budayanya. Contohnya : seni tari, seni pahat, dan seni ukir. Indonesia memiliki kebinekaan dalam hal bahasa dan adat istiadat. (sumber: http://mega-95.blogspot.com/2009/12/bab-2.html)
Beberapa penelitian antropologi budaya menunjukkan bahwa terdapat suatu korelasi di antara corak kebudayaan dengan corak kepribadian pada anggota masyarakat. Opini publik pun menyatakan bahwa kebudayaan suatu bangsa merupakan cermin kepribadian bangsa yang bersangkutan. Sebaliknya, segala corak yang berbeda dari corak kebudayaan dianggap aneh/bertentangan dengan kodrat alam. Contoh : Seorang wanita hamil yang tidak mempunyai suami, ia adalah seorang profil yang melanggar adat kebiasaan suatu keluarga. Karena ia telah melanggar norma-norma yang berlaku. Salah stu ciri khas kebudayaan suatu bangsa dalam bentuk lain dapat diamati dalam macam ragam karya budayanya. Contohnya : seni tari, seni pahat, dan seni ukir. Indonesia memiliki kebinekaan dalam hal bahasa dan adat istiadat. (sumber: http://mega-95.blogspot.com/2009/12/bab-2.html)
A.
Pertumbuhan dan Perkembangan Kebudayaan di Indonesia.
Zaman Batu dan Zaman Logam
Zaman Batu dan Zaman Logam
*Zaman Batu terjadi sebelum logam dikenal
dan alat-alat kebudayaan terutama dibuat dari batu di samping kayu dan tulang.
Zaman batu ini terbagi menjadi 4 zaman, yaitu :
· Zaman Batu Tua (Palaeolitikum)
Zaman Batu Tua (Palaeolitikum) disebut demikian
sebab alat-alat batu buatan manusia masih dikerjakan secara kasar, tidak diasah
atau dipolis. Apabila dilihat dari sudut mata pencariannya, periode ini disebut
masa food gathering
(mengumpulkan makanan) dan manusianya masih hidup secara nomaden (berpindah-pindah).
Terdapat dua kebudayaan yang merupakan patokan
zaman ini, yaitu:
1.
Kebudayaan Pacitan (Pithecanthropus)
2.
Kebudayaan Ngandong, Blora (Homo
Wajakinensis dan Homo Soloensis)
Alat-alat yang dihasilkan antara
lain: kapak genggam/perimbas (golongan chopper/pemotong), Alat-alat dari tulang
binatang atau tanduk rusa dan Flakes dari batu Chalcedon (untuk mengupas
makanan)
· Zaman Batu Tengah (Mesolithikum)
1. Ciri zaman Mesolithikum:
a. Nomaden dan masih
melakukan food gathering (mengumpulkan makanan)
b. Alat-alat yang
dihasilkan nyaris sama dengan zaman palaeolithikum yakni masih merupakan
alat-alat batu kasar.
c. Ditemukannya
bukit-bukit kerang di pinggir pantai yang disebut Kjoken Mondinger (sampah dapur)
c. Alat-alat zaman
mesolithikum antara lain: Kapak genggam (Pebble), Kapak pendek (hache Courte)
Pipisan (batu-batu penggiling) dan kapak-kapak dari batu kali yang dibelah.
d. Alat-alat diatas
banyak ditemukan di daerah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Flores.
e. Alat-alat kebudayaan
Mesolithikum yang ditemukan di gua Lawa Sampung, Jawa Timur yang disebut Abris
Sous Roche antara lain: Flakes (Alat serpih),ujung mata panah, pipisan, kapak
persegi dan alat-alat dari tulang.
2. Tiga bagian penting kebudayaan Mesolithikum:
a.
Pebble-Culture (alat kebudayaan kapak genggam dari
Kjoken Mondinger)
b.
Bone-Culture (alat kebudayaan dari Tulang)
c.
Flakes Culture (kebudayaan alat serpih dari Abris Saus
Roche)
· Zaman Batu Muda ( Neolithikum)
Ciri utama pada Zaman Batu Muda (Neolithikum) adalah alat-alat batu
buatan manusia sudah diasah atau dipolis sehingga halus dan indah. Alat-alat
yang dihasilkan antara lain:
1.
Kapak persegi, misalnya beliung, pacul,
dan torah yang banyak terdapat di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku,
Sulawesi, Kalimantan,
2.
Kapak batu (kapak persegi berleher) dari
Minahasa,
3.
Perhiasan (gelang dan kalung dari batu
indah) ditemukan di Jawa,
4.
Pakaian dari kulit kayu
5.
Tembikar (periuk belaga) ditemukan di
Sumatera, Jawa, Melolo (Sunda)
Manusia pendukung Neolithikum adalah Austronesia
(Austria), Austro-Asia (Khamer-Indocina)
· Zaman Batu Besar (Megalithikum)
Zaman ini disebut juga sebagai Zaman Megalithikum. Hasil kebudayaan
Megalithikum, antara lain :
1. Menhir: tugu batu yang dibangun untuk pemujaan
terhadap arwah-arwah nenek moyang.
2. Dolmen: meja batu tempat meletakkan sesaji untuk
upacara pemujaan roh nenek moyang
3. Sarchopagus/keranda atau peti mati (berbentuk
lesung bertutup)
4. Punden berundak: tempat pemujaan bertingkat
5. Kubur batu: peti mati yang terbuat dari batu
besar yang dapat dibuka-tutup
6. Arca/patung batu: simbol untuk mengungkapkan
kepercayaan mereka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar